Jumat, 16 Agustus 2013

Red Color Part 1



Title                 : Red Color
Author             : Kania Dinata
Main Cast        : - Lee Ji Eun
                          - Kim Myung Soo
Genre              : School Life, Romance

DON’T BE A PLAGIATOR!



 Seperti apa masa sekolah tingkat atas kalian? Menyenangkan? Menyedihkan? Membosankan? Ya, membosankan.. seperti apa yang ku rasakan selama ini, sungguh menyedihkan. Bukan nya memperhibola, tapi ini kenyataan. Selama ini hidup ku hanya seperti ini saja, tidak pernah berubah, bahagia? Mungkin itu kejadian langka. Jika peristiwa hidup ku ini ditulis di sebuah novel atau buku, aku yakin hanya sebuah garis panjang yang tertulis disana.
Tapi aku hanya berusaha sabar dan berdoa pada tuhan agar hidup ku tidak seperti ini, setidaknya ada sepercik warna yang menghampiri kanvas ku. Oh tidak.. parahnya aku telah duduk di kelas 1 sekolah tingkat atas, cih tua. Bahkan, saat aku menginjak usia 15 tahun aku belum pernah merasakan warna-warna yang cerah di dalam hidup ku, menyedihkan sekali.
Seoul, tempat tinggal ku saat ini. Ibu kota Negara tercinta ku, aku tinggal di tempat seramai ini tapi tetap saja tidak ada yang tertarik untuk mendekati ku dan berniat untuk memberi ku warna walau hanya sedikit.
Atau karena sikap dan sifat ku yang tertutup dan polos? Entahlah.. aku tidak peduli tentang itu, ku usaha kan untuk menjalani dunia hitam putih ku ini seadanya. Tapi di dalam lubuk hati ku.. aku menginginkan warna merah hati, aku ingin seorang pria yang akan menjadi pendamping ku kelak.

-Lee ji eun


Kanvas ku sangat penuh.. tapi warna yang ku harapkan tidak pernah menghiasi kanvas ku ini. Huh.. ternyata menjadi orang yang hampir sempurna itu tidak nyaman ya? Apa kau juga merasakan seperti apa yang kurasakan saat ini?

            Walaupun banyak orang yang ingin menjadi orang seperti ku, tapi ku sarankan lebih baik menjadi dirimu sendiri saja. Hidup di keluarga yang glamour, memiliki bisnis di perusahaan ini itu dan ahhhh… Menahan rasa emosi mu untuk menjaga image bahwa kau seorang anak tunggal yang akan mewarisi perusahaan keluarga? Cih.. aku benci itu.

            Aku ingin.. aku ingin memiliki keluarga yang biasa saja. Menjadi diriku, yang banyak di puji puji oleh gadis-gadis ‘mata duitan’ itu benar-benar menjijikan. Apa kau masih ingin menjadi seperti diriku? Kau pasti akan tersiksa..

            Walau pengalaman hidup ku sangat banyak, tapi itu sudah berhasil membuat ku benar-benar muak. Dunia apa itu? Cih..

            Yang aku inginkan hanyalah.. kehidupan yang tenang, damai. Aku ingin warna yang berbeda seperti warna.. merah. Ya, di dalam diriku sebenarnya ada sedikit niat untuk mencari cinta sejati ku..

            Eits.. tapi tidak dengan kalangan atas sama seperti ku, wanita yang seperti itu benar-benar menjijikan! Tuhan! Tolong beri aku warna merah di dalam kanvas ku ini! Tidak hanya warna emas dan perak yang menyilaukan kedua mata ku ini, aku sudah cukup muak!

-Kim Myung Soo



-Red Color-


PLETAK

“awas! Kau menghalangi ku!” seorang pria berseragam sekolah yang sedang duduk di sebuah halte tengah melemparkan batu kecil pada gadis yang berdiri tepat dihadapannya.
“…” gadis itu tidak menjawab, ia berpindah posisi. Kini ia berdiri tepat 2 langkah ke kanan dari posisi semula.

PLETAK

“hey! Apa yang kau lakukan disana? Kau menghalangi ku!” bentak pria itu lagi, ia masih melempari gadis itu dengan batu kecil.
“…” gadis itu tidak menjawab nya lagi, ia merubah posisi 4 langkah ke kiri dari posisi nya sekarang.
“keke, aku tidak akan membuat gadis ini terus membungkam” gumam pria itu sambil tertawa kecil

PLETAK

“hey gadis! Kau benar-benar menghalangiku! Pergilah dari sini!” pria itu kini membentak, tapi raut wajahnya menampakkan ia sangat senang menjahili gadis dihadapannya itu.
“bisakah kau berhenti” gadis itu membalikkan badannya tampak nya kini ia benar-benar kesal, jelas saja ia merasa tidak salah berdiri di dekat trotoar untuk menunggu bus yang akan mengantar nya pulang, ia menatap pria itu


3 second

“…” gadis itu kembali ke posisi semulanya.
“menyebalkan” batin gadis itu, tidak lama bus yang ditunggu gadis ini pun tiba. Tanpa basa-basi ia segera masuk ke bus itu, oh tapi..
“aku duluan” pria itu mendahului dan mengedipkan sebelah matanya, dan membuat gadis itu tertunduk tidak ingin melihat pria berparas tampan itu.
“cih, penggoda” batin gadis itu lagi, kemudian ia masuk ke dalam bus.
“sial, dia mencuri tempat itu” gadis itu bergumam, terpaksa ia duduk di samping pria itu, karena.. hanya disana kursi yang tersisa.
“kau mencari ku? Lee..”
“ah jadi nama mu lee ji eun?” tanya nya setelah melihat name tag gadis yang dijahilinya tadi.
“aku kim myung soo” lanjut nya sambil tersenyum.
“…” tidak ada respon dari jieun.
“ah apa kau masih kesal dengan ku?” myung soo menebak gadis disamping nya itu melalui ekspresi nya.
“tentu bodoh!” jawab jieun.. dalam hati.
“huh seharusnya kau memaafkan ku, dan seharusnya kau senang digodai oleh pria tampan seperti ku” ujar myung soo.
“percaya diri sekali” lagi, jieun menjawab nya lewat hati nya.
“ah~ kau sekolah disini juga?” myung soo bertanya lagi, ia merasa senang menjahili gadis di samping nya ini.
“hm”
“kelas berapa?”
“2”
“kau tidak ingin bertanya jika aku kelas berapa?”
“kau kelas berapa?”
“rahasia!” tawa myung soo meledak dan menjadi pusat perhatian di bus.
“huh” hela nafas yang terdengar dari jieun, benar-benar kesal itu yang ia rasakan sekarang.


15 minutes later

“kau turun sekarang?” tanya myung soo yang menghalangi jieun untuk turun.
“ya, disini rumah ku” jawab jieun kesal.
“benarkah? Dimana? Masih jauh?” myung soo tetap bertanya.
“benar, aku tinggal di sebuah flat” jieun berusaha sabar, karena kini lengannya di genggam erat oleh pria yang sudah membuat hari nya semakin lelah.
“kim myung soo, tolong lepaskan” lanjut jieun, ia sudah tidak kuat.. tidak kuat untuk menahan rasa gugup nya.
“tidak” jawab nya polos.
“tidak ada yang turun lagi kan?” tanya supir bus.
“ak..” mulut jieun di bungkam oleh tangan myung soo, kemudian bus kembali berjalan.
“stop!” teriak jieun setelah menggigit tangan myung soo. Seketika bus itu berhenti.
“hey ini sakit!” desah myung soo kesakitan. Jieun pura-pura tidak mendengar nya dan terus berjalan untuk turun dari bus.
“ayo cepat! Dasar pelajar, jika pacaran itu ada waktu nya!” bentak supir itu ketika jieun turun dari bus
“pacaran? Hey! Tidak! Bukan! Aku! Dia!” jieun membentak supir itu dengan bingung, sulit untuk menjelaskan kesalah pahaman yang barusan terjadi padanya.
“huh jelas-jelas tadi itu pertengkaran, kenapa supir itu menganggap nya pacaran” gumam jieun, ia memasang wajah datar nya saat bus itu lewat, di dalam sana myung soo hanya menunjukkan tangan nya yang digigit dan meminta pertanggung jawaban jieun.
“aku tidak peduli” batin jieun. Ia berjalan menuju tempat tinggal nya, ia pulang dengan perasaan yang cukup bercampur aduk. Pertama, ia senang karena baru kali ini ada yang menjahili nya, sebelum nya ia tidak pernah di jahili atau mengobrol dengan teman sekolah nya lebih dari 10 menit. Kedua, ia kesal karena pria bernama Myung Soo itu benar-benar keterlaluan. Dan yang ketiga, ia malu karena ia dan pria bodoh itu dianggap menjadi sepasang kekasih. Aishh.. Musnah kau licik!


Krek..


“aku pulang” Jieun langsung menaruh kedua sepatu hitam polos nya ke dalam rak sepatu yang berada di dekat nya, ia masuk ke dalam menuju kamar nya yang kecil. Ditaruh nya tas hitam polos di meja belajar, mengganti seragam sekolah nya dengan baju rumah. Berjalan menuju dapur dan mulai menyantap makan sore, kali ini ia makan sendiri. Adik lelaki dan kedua orang tua nya masih berada di luar rumah, ia makan sambil menonton drama di tv. Jieun menikmati drama tersebut, ‘Flower Boys Next Door’.
“aku ingin menjadi seperti mu Park Shin Hye” tanpa sadar, Jieun mengucapkan itu di sela makan sore nya
“hidup mu yang awalnya tidak berwarna, menjadi lebih berwarna semenjak kedatangan Enrique”
“lalu.. kapan Enrique ku datang?” 15 menit berlalu, durasi untuk scene pertama di jeda untuk iklan. Dengan cepat, Jieun membersihkan bekas makanan nya itu, ia tidak ingin ketinggalan untuk menonton scene kedua. Tidak sampai 2 menit, Jieun kembali ke sofa yang jarak nya tidak jauh dengan TV yang berada di hadapannya. Memang, rumah nya oh salah.. flat milik keluarga nya sangat sempit dan pantas untuk di huni oleh 2 orang. Tapi, apa daya ekonomi keluarga nya belum mencukupi untuk membeli satu rumah berukuran besar di kota, ataupun menyewa apartemen luas. Itu mimpi.
“aku pulang” Jihoo, adik laki-laki Jieun pulang.
“kau sudah datang?”
“hm”
“makanlah”
“nanti”
“yasudah”
“kau tidak belajar bodoh?”
“tidak”
“kenapa?”
“aku ingin menonton”
“dasar malas”
“kau yang malas”
“kau seharusnya sadar, kau sudah tua. Kau harus mencari pendamping hidup mu, kalau bisa kau mencari lelaki tampan dan kaya! Yang seperti itu juga boleh, dia tampan pasti juga ia kaya!” Jihoo menunjuk Yoon Shi Yoon yang berada di TV, Jieun sedikit terganggu ia sudah malas jika adik nya membahas hal seperti ini.
“ku usahakan” Jieun menjawab asal, ia harus fokus menonton drama kesukaannya ini.
“pria yang waktu itu juga tampan dan baik, kau cocok dengannya. Ku harap kalian segera menjadi sepasang kekasih, walaupun aku hanya melihat batang hidung nya saja, ia terlalu misterius, cocok dengan mu yang polos dan pendiam” Jihoo melempar tas ransel nya ke sofa.
“hah baiklah”
“jika kau tidak bisa mendapatkan lelaki tampan dan kaya, kau tidak akan ku anggap sebagai kakak ku lagi!” Jihoo pergi ke kamar mandi, wajah nya serius, ia tidak bercanda dengan pernyataannya tadi.
“jahat” gumam Jieun, ia sempat melirik wajah adik nya itu, kemudian ia kembali menonton.. Kali ini ia tidak fokus dengan apa yang dilihatnya, ia memikirkan pernyataan adik nya itu. Bagaimana jika aku tidak mendapatkan lelaki tampan dan kaya? Bagaimana jika Jihoo membenci ku? Bagaimana jika nanti.. Arrggh!!!


-Red Color-


“aku berangkat” kedua sepatu nya telah digunakan, dibuka pintu nya itu.
“minggir” Jihoo, adik laki-laki nya menyerobot nya, setelah itu ia berlari
“aku salah apa padamu jihoo?” kedua mata Jieun menatap nanar punggung Lee Ji Hoo, adik nya sendiri. Langkah Jieun agak berat, walaupun ia tahu hari ini ia tidak akan menemukan pengalaman-pengalaman yang bagus. Bosan, ya benar-benar bosan. Tapi mengapa langkah nya semakin berat? Jawabannya adalah adik nya. Seminggu yang lalu, adik nya dipilih untuk menjadi wakil sekolah untuk perlombaan Basket nasional. Ketika itu, Jihoo memintai Jieun untuk menontonnya, tapi.. saat itu Jieun benar-benar tidak memiliki biaya untuk transportasi, ia tidak ingin menjelaskan alasannya ini pada adik nya, ia malu jika Jihoo akan meminjamkan uang tabungan nya untuk biaya transportasi Jieun, jadi ia berniat untuk berjalan. Dan sesampai nya ia di tempat itu, perlombaan telah usai.  Jihoo tampak murung, Jieun berusaha untuk meminta maaf.
“Lee Ji Hoo! Maaf aku terlambat” Jieun berusaha menyamai langkah nya dengan adik satu-satu nya itu, sekilas ia menghapus keringat yang memenuhi wajah nya.
“jika kau ada, aku pasti akan menang”
“aku tahu, tapi maaf”
“…”
“dimata ku kau sudah sangat hebat!”
“bohong!”
“kau tidak percaya padaku?”
“tentu saja!” entah merasa kasihan atau apa, Jihoo menghentikan langkah nya dan membalikkan badan nya, menatap wajah kakak perempuan nya ini
“kau benar-benar hebat Jihoo! Sudah ku bilang kan, aku penggemar setia mu!” Jieun berusaha menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya, ia benar-benar mengidolakan adik nya
“tadi kau berangkat naik apa?” pertanyaa Jihoo membuat mata Jieun membelalak
“ah tadi.. aku..
“apa kau berjalan dari rumah ke sini?”
“i.. itu” Jieun dikenal sebagai gadis jujur, polos, tidak mungkin ia membohongi adik nya sendiri
“kak.. jawab lah”
“tadi aku yang mengantar nya” pria bertopi putih itu tiba-tiba ikut dalam permasalahan kakak beradik, sepertinya ia mendengar seluruh perbincangan ini.
“benarkah?” Jihoo menatap pria itu tajam
“tentu” pria itu masih menunduk, tidak memperlihatkan wajah nya
“siapa kau?”
“tuan muda.. akhirnya kami menemukan mu. Ayo kembali” terlihat dua orang berpakaian rapi menunduk kearah pria bertopi itu
“shh.. ini pasti ulah ibu, baiklah” pria itu hanya bisa menuruti apa yang dikatakan kedua orang itu, walaupun terdengar terpaksa.

            Masih, jika jieun mengingat hal itu lagi ia masih dibuat bingung oleh sikap adik nya. Entah dia marah atau tidak, walaupun pria itu menolong nya tapi keadaan tetap tidak stabil.

“mungkin warna coklat telah mengenai kanvas ku, aku baru bertemu dengan masalah pertama” gumam Jieun, sekarang ia turun dari bus yang mengantar nya. Sebelumnya, ia selalu berangkat bersama dengan adik nya, tapi mulai 2 tahun yang lalu ketika adik nya masuk Sekolah Menengah, mereka sudah tidak bersama lagi.
“Jieun” suara itu terasa asing bagi Jieun, ia senang karena hari ini ada yang menyapa nya duluan. Ketika ia mendapati orang yang menyapa nya, wajah nya berubah menjadi masam, ia berjalan lagi
“hey tunggu aku!” Myung Soo berusaha berlari
“ternyata pagi-pagi kau juga memakai bus ya?” Jieun terdiam, malas menjawabnya
“hm.. jika seperti itu, aku akan menggunakan nya juga!”
“…”
“aku sedang sibuk loh, seharusnya kau beruntung!”
“…”
“kau pasti senang kan jika aku menyapa mu? benarkan?” Myung Soo tertawa geli, sedangkan Jieun menghentikan langkah nya dan menatap nya tajam
“bisakah kau berhenti” suara Jieun akhirnya keluar juga, eits.. tidak, ini bukan suara Jieun saja. Myung Soo juga mengatakan hal ini bersama dengan Jieun, ia tertawa
“aku tahu apa yang akan kau katakan, kemarin kau juga mengatakan ini” tawa nya masih menghiasi telinga Jieun, merasa kesal Jieun memutuskan untuk pergi dari hadapan Myung Soo
“pagi ini aku mendapatkan warna coklat pekat! Masalah kedua pun datang!” gumam Jieun
“ahh.. gadis ini, ia tidak cantik.. tapi menarik” gumam Myung Soo, ia menatap punggung gadis itu sampai menghilang di belokan pertama lantai dasar


-Red Color-


“hey kau!” Myung Soo mencegat gadis yang tengah melahap makan siang nya
“shh..” desis gadis itu
“MAU APA LAGI KAU KESINI?” tanpa sadar, Jieun gadis yang berhasil diganggu oleh Myung Soo ini pun berteriak, nasi yang dimakan nya pun berhamburan keluar, sedikit mengenai wajah Myung Soo
“KAU MEMBUAT MASALAH DENGAN KU!” balas Myung Soo tidak kalah keras, Jieun membungkus bekal siang nya itu, lalu meneguk botol berisikan air mineral kemudian berlalu dari hadapan Myung Soo, sekilas ia menatap pria menyebalkan itu dengan sangat tajam
“HEY! SINI KAU!” Myung Soo tampak tidak terima, di wajah nya masih menempel beberapa nasi. Ia mengejar Jieun, di pegang tangan kanan Jieun, kotak nasi yang dipegang nya pun jatuh, nasi-nasi dan kawan-kawan nya pun terjatuh berantakan di bawah. Langsung saja Myung Soo dan Jieun itu menjadi tontonan di tempat istirahat itu.
“MINTA MAAF!” teriak Myung Soo
“…”
“cih.. gadis ini” desis pria tampan itu
“lepaskan!” Jieun menunduk, ia malu dengan keadaan sekitar. Orang-orang yang merupakan siswa-siswi di sekolah ini pun menatap nya, ia malu dengan tatapan itu, ia takut dengan tajam nya tatapan itu, badan nya seketika dingin.
“ku lepaskan jika kau minta maaf, kau telah mengotori wajah ku. Aku masih berbaik hati dengan mu, kau hanya ku suruh untuk meminta maaf, jika kau tidak mau.. bersihkan wajah ku ini” Myung Soo melayangkan senyuman mematikan milik nya, gadis-gadis yang berada disana pun berteriak histeris, walaupun mereka semua baru sadar jika pria bernama Kim Myung Soo ini adalah pria yang tampan.
“a.. aku m.. mi.. minta m..ma..” sulit bagi Jieun untuk meminta maaf, Myung Soo lah yang bersalah untuk apa ia meminta maaf, fikirnya.
“ya sudah jika tidak ingin meminta maaf, bersihkan wajah ku ini”
menjijikan!” batin Jieun
“cepat!”
“AKU MINTA MAAF!” Jieun membelalakan mata nya, ia tidak percaya jika barusan ia mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan. Cairan bening itu pun keluar, ia tidak sanggup untuk menahan nya terlalu lama.
“eh..” Myung Soo sedikit mengendorkan genggaman tangan
“aku bercanda” tawa Myung Soo meledak, Jieun langsung menatap nya jijik

PLAK!

“kau keterlaluan, ini sama sekali tidak lucu” satu tamparan berhasil dibuat Jieun untuk Myung Soo, tangisan nya semakin keras. Gadis itu membersihkan kotak nasi nya, nasi dan makanan milik nya yang sudah tidak layak di makan dimasukan lagi ke dalam kotak nasi itu.
“jangan di makan bodoh!”
“jika tidak, aku tidak mungkin makan sampai nanti malam”
“akan ku ganti”
“tidak perlu” Jieun melangkahkan kaki nya keluar dari kantin, walau masih banyak nasi yang berantakan di bawah, ia memutuskan untuk lekas pergi dari hadapan Myung Soo. Rasa kagum akan ketampanan nya berubah menjadi rasa benci.


-Red Color-


“sial, air mata ini tidak bisa berhenti” Jieun terus menghapus air mata nya menggunakan sapu tangan milik nya yang merupakan hadiah dari ibu nya, itu hasil rajutannya. Ia berprinsip, untuk tidak menggunakan tisu, karena itu dapat membuat pohon semakin berkurang. Jieun duduk dekat jendela, bus yang ditumpangi nya ini adalah bus favorit nya. Ia sudah menandai bahwa ia penumpang setia nya di salah satu bangku, ia telah membuat tanda tangan menggunakan spidol permanent.
“apa kau menangisi ku? ahhh, aku jadi terharu. Kau ternyata salah satu penggemar ku” suara itu muncul kembali, Myung Soo kini berada tepat di samping Jieun. Bahkan Jieun sendiri tidak tahu sejak kapan mahluk menyebalkan ini masuk ke dalam bus.
“bisakah kau berhenti?” Jieun memalingkan wajah nya, masih berusaha menghapus air mata nya
“Buahahahaha, kau masih bisa mengatakan itu? Kau benar-benar lucu jieunnie” Myung Soo kembali tertawa, kali ini ia memanggil Jieun dengan sebutan akrab. KAU BENAR-BENAR MENJIJIKAN KIM MYUNG SOO!
“apa kau benar-benar marah padaku?”
“….”
“baiklah, aku yang meminta maaf”
“….”
“aku sadar”
“ini salah mu”
“benar! Ini salah ku!”
“….”
“hey kenapa diam?”
“kau menyebalkan”
“tapi jika aku tidak mengganggu mu, aku akan kesepian”
mengapa harus aku?” batin Jieun
“entah kenapa aku tertarik padamu”
DEG!
“….” Hening. Jieun, ia tidak tahu menjawab apa. Sedangkan Myung Soo sendiri, ia tampak shock, mengapa ia bisa sejujur ini.
“hey jangan dengar! Aku hanya bercanda hahaha” Myung Soo berusaha mencairkan suasana, ia tertawa renyah
“aku memang tidak percaya padamu”
“tapi.. suatu saat kau harus percaya padaku!”
“tidak!”
“harus!”
“tidak akan!”
“harus!” Myung Soo tetap memaksa, entah apa yang difikirkan nya
“kau selalu berbohong, aku tidak suka pria seperti itu” setelah mengatakan hal itu, Jieun menutup mulut nya. Apa yang ku katakan barusan?
“ma.. maksud ku, aku tidak suka dengan pria dan wanita yang seperti itu. Bagaimana bisa aku percaya jika hal-hal yang dikatakan nya itu bohong?” Jieun cepat-cepat mengkoreksi kalimat nya tadi
“….” Myung Soo terdiam. Selama 7 menit, tidak ada yang mau untuk memulai membuka suara.
“baiklah, aku akan percaya padamu suatu saat nanti. Tapi hanya sekali” kalimat Jieun berhasil membuat senyum Myung Soo kembali
“ahhh.. mengapa sekali? Tiga kali ya?” tawar Myung Soo, ia merengek seperti anak kecil, persis.
“tidak!”
“ayolah~” paksa Myung Soo manja
“hh.. tidak mau!”
“baiklah, dua kali bagaimana?”
“…”
“bagaimana? Ayo jawab!”
“baiklah” jawab Jieun pasrah, ia rasa lebih berat mengajak bicara manusia yang berada di sebelah nya dari pada merawat bayi berumur 11 bulan.
“yeyeyeyeye~” ia berteriak histeris, sangat senang.
“sttt”
“diam!” penumpang yang berada di dalam bus itu, memberitahu Myung Soo. Mereka merasa terganggu atas sikap Myung Soo, sedangkan Jieun hanya dapat tersenyum kecil, puas apa yang telah diterima Myung Soo. Pria itu menundukkan kepala nya, tanda meminta maaf telah membuat keributan di dalam bus.
“hey Jieun, kau masuk club apa?” Myung Soo mengganti topik
“aku tidak ikut club apapun”
“mengapa?”
“menguras biaya”
“….” Myung Soo menatap Jieun dari samping, ia merasa kasihan dengan gadis yang berada di samping nya itu
“….”
“ahhh… kau tahu tidak? Aku akan masuk ke club bola! aku pasti akan menjadi idola baru! Hahaha.. nanti pasti kau akan menganggumi ku! aku akan mengalahkan Park Ji Sung! Dan aku akan masuk ke club Barcelona atau Chelsea.. atau Arsenal? Manchester United juga keren? Ah tidak! Di MU sudah ada Park Ji Sung! Eh? Park Ji Sung berada di mana? Manchester United atau Arsenal sih?” Jieun yang bingung hanya bisa menatap Myung Soo aneh
“maaf, aku tidak mengerti apa yang tadi kau katakan” Myung Soo hanya menunduk sedih
“padahal aku sudah berbicara banyak, ahhh~” pria itu berpura-pura menangis seperti anak kecil yang kehilangan balon pertamanya
“haha sudah hentikan, kau akan menganggu yang lain” Jieun tertawa, ia sedikit memukul lengan Myung Soo untuk memperingati nya agar tidak di tegur untuk kedua kalinya. Kemudian, gadis itu kembali menatap luar. Tanpa disadari oleh Jieun, Myung Soo tersenyum menatap dirinya.


-Red Color-


“permisi, sebentar lagi aku akan turun” ujar Jieun sopan, dengan cepat Myung Soo berdiri dan mempersilahkan Jieun untuk melewati nya
“dimana rumah mu?”
“flat, disana” koreksi Jieun, ia menunjuk bangunan kumuh
“hm..”
“aku duluan”
“ya, hati-hati” pria itu tersenyum, sayang Jieun tidak melihat nya. Jieun turun dari bus, ia menghela nafas lega karena jarak nya dengan Myung Soo telah jauh.
            Langkah Jieun terhenti ketika ia melihat sebuah minimarket 24 jam membutuhkan pekerja. Sedikit niat untuk melamarkan diri, tapi perasaan malu nya lah yang menutupi seluruh keberanian nya. Baru saja ia memegang gagang pintu masuk, diurungkan niat nya itu. Ia mundur beberapa langkah, dan menatap pemberitahuan yang tertempel di pintu masuk. Cukup lama ia menatap nya, entah bosan ia kembali berjalan menuju bangunan kumuh yang ia sebut sebagai tempat tinggal nya. Ia melangkah kan kaki nya dengan ringan sambil bersenandung kecil, tujuan nya bernyanyi adalah untuk menghilangkan masalah-masalah yang ada pada hari ini. Itu sangat membantu Jieun. Sebelum membuka pintu, ia menghela nafas nya pelan-pelan sambil menatap kotak nasi yang dibungkus dengan tas kecil nya kemudian ia tersenyum lalu membuka pintu rumah nya.
“jadi.. itu rumah nya? apa yang tadi difikirkan nya? apa ia memiliki masalah? Apa benar ia akan memakan kembali nasi yang kotor itu?” ternyata Myung Soo berubah profesi menjadi seorang stalker, rasa penasarannya lah yang membuat nya melakukan hal gila ini. Rasa kasihan pada gadis itu pun semakin menjadi-jadi
“ternyata.. masih ada gadis seperti nya”


-Red Color-


“aku pulang” Jieun melepaskan sepatu nya dan menaruh nya di rak sepatu
“mengapa agak telat?” ibu Jieun tersenyum melihat anak perempuannya itu
“ibu? Mengapa sudah datang? Kerja setengah hari?” Jieun tampak senang, ia mendekati ibu nya yang tengah duduk di sofa
“iya, maaf ibu belum bisa membuat atau membeli makanan, bekal mu masih ada kan?” ibu Jieun tersenyum garing, sedangkan Jieun mengangguk sambil tersenyum dan menjawab “ya, aku akan memakannya, ibu tidak usah khawatir. Jihoo sudah makan?”
“katanya ia mampir di salah satu kedai bersama temannya ketika pulang tadi” jawab Jungah, yang merupakan Ibu Jieun, ia masih berkutat pada benang wol dan jarum, kali ini Jungah membuat syal untuk kedua anak nya dan suami nya, sebentar lagi musim dingin tiba.
“dimana dia sekarang?”
“di kamar, ia tidur di tempat tidur mu. Jika ia masih tidur sampai malam, kau tidur di atas nya saja ya? di tempat tidur milik nya, kau bisa naik tangga nya kan?”
“tentu saja bisa! Bahkan aku ingin sekali naik ke atas, ke tempat tidur nya!” jawab Jieun semangat.

Ya, kamar Jieun dan Jihoo memang satu. Tapi, tempat tidur mereka pisah, di bagian atas tempat tidur milik Jihoo yang didominasikan berwarna orange, yang merupakan warna bola basket kesukaannya. Dan tempat tidur yang dibawah adalah milik Jieun, tempat tidur nya cukup polos, warna biru langit yang menghiasi tempat tidur nya.

 Jieun membuka pintu kamar nya, menaruh tas nya di meja belajar nya, dilihat adik nya yang tengah tertidur pulas di tempat tidur. Jieun mendekati adik nya itu, ia tersenyum.
“kau pasti lelah berlatih, kau hebat Lee Ji Hoo! Aku penggemar setia mu!” Jieun mengepal tangan nya, tersenyum melihat wajah adik nya yang tenang
“aku tidak tahu mengapa kau bisa begitu kesal dengan ku” gadis itu kembali mengingat masalah nya dengan adik nya ini, wajah nya berubah menjadi kelam
“apa kau juga tahu? Aku juga ingin sekali merasakan cinta, tapi.. dengan sikap dan sifat ku yang seperti ini.. permintaan mu yang sangat sulit itu mungkin akan sangat lama tercapai. Aku tahu, kau ingin aku menjadi seorang kekasih atau istri dari pria yang kaya, aku sangat tahu alasannya, kau ingin kita hidup layak kan? kau ingin melihat kedua orang tua kita tersenyum bahagia menikmati hari tua mereka di rumah yang mereka impikan? Aku juga ingin itu! Tapi bagaimana bisa? A.. aku ini sangat pemalu” Tangisan Jieun kembali jatuh, cita-cita mulia nya adalah ia ingin membahagiakan kedua orang tua nya. Begitu juga dengan adik nya.


Krukk…


“ah tidak, aku sampai lupa untuk membersihkan diri lalu makan. Lee Ji Hoo, aku berjanji padamu, aku akan membahagiakan ayah dan ibu, tapi alasan utama untuk mencari seorang pendamping hidup bukan dari harta nya, tapi.. hati nya” Jieun tersenyum, ia menghapus air mata nya kemudian bangkit dari kursi yang dekat dengan tempat tidur nya yang kini di tempati Jihoo.


Krukk…


“eh?” Jieun menghentikan langkah nya lalu memegang perut nya
“yang ini bukan suara perut ku” gumam nya, lalu ia berbalik dan menatap adik nya yang ternyata telah bangun dan kini duduk sambil memegangi perut nya
“itu suara perut ku” ujar nya
“hey kau berbohong pada ibu!” Jieun tampak marah
“demi kebaikan, itu tidak apa-apa”
“tapi.. lain kali kau tidak boleh berbohong. Kau harus mengatakan apapun dengan jujur, dan kau harus tau apa konsekuensi nya. Maka dari itu, kau tidak boleh melakukan hal yang buruk” Jieun tersenyum
“baiklah” Jihoo juga ikut tersenyum. Maaf kak, aku telah membuat mu bingung dan tertekan.


-Red Color-


“ini, makan lah” kotak nasi berwarna merah muda yang diikat oleh pita lucu itu pun berada tepat di wajah Jieun, ia menatap orang yang membawa kotak nasi tersebut. Ha? Kim Myung Soo?
“tidak, terima kasih” tolak Jieun halus
“apa benar kemarin kau memakan nasi kotor itu?”
“kau tidak perlu tahu”
“tentu harus tahu, aku memiliki ikatan batin dengan..
            Jieun menatap Myung Soo tajam
“dengan nasi itu hahahaha” tawa Myung Soo kembali meledak, benar-benar menyusahkan.
“hey, jawablah apa benar kau memakan nasi itu?” tanya Myung Soo
“ya” Jieun tidak ingin berbohong, ia mengatakan apa yang terjadi
“….” Myung Soo menatap nya sedih
“kau tidak perlu mengasihani ku” ujar Jieun, ia masih membaca buku nya
“untuk apa aku mengasihani mu?” tanpa sadar Myung Soo berkata seperti itu, terlihat mata Jieun berkaca-kaca
“ahh.. bukan itu maksud ku, ta.. tapi..” ingin sekali mengatakan yang sebenarnya, tapi ia juga akan kasihan melihat Jieun sedih
“sudahlah” seakan tahu apa yang difikirkan Myung Soo, Jieun menyudahi topik ‘nasi kotor’ nya
“hey? Darimana kau tahu kelas ku?” Jieun menutup buku nya, ia baru sadar dengan kehadiran Myung Soo secara tiba-tiba di kelas nya
“entah kenapa, kaki ku menyuruh ku untuk ke kelas ini, eh ternyata aku menemui mu hahahaha”
“kau bohong”
“hh.. baiklah aku berbohong, aku bertanya pada salah satu teman mu, itu gadis manis itu” Myung Soo menunjuk gadis berambut coklat tua yang sedang tertawa bersama teman-teman lainnya
“ah dia? Namanya Minah, gadis itu memang cantik dan hyperaktif, dia juga terkenal” jelas Jieun
“mengapa kau tidak ikut bermain dengannya?”
“tidak, membuang biaya”
“mengapa setiap aku bertanya, jawabannya selalu sama” keluh Myung Soo
“Minah bersama temannya sering berbelanja, menghabiskan waktu dan uang untuk kepentingan dirinya sendiri. Mempercantik diri, membeli barang-barang yang seharusnya tidak perlu dibeli. Aku tidak begitu suka dengan cara seperti itu, lebih baik memberi makan orang-orang yang kurang mampu” bukan menatap lawan bicara nya, ia malah menatap luar dari arah jendela
“aku ingin sekali membuat orang susah menjadi bahagia” gumam Jieun, Myung Soo yang mendengar sungguh takjub dengan perkataan Jieun yang menurut nya luar biasa bijak nya. Langka manusia seperti nya, batin Myung Soo.
“Lee Ji Eun..”
“ya?”
“aku jadi mengikuti club bola”
“lalu?”
“beri aku selamat, karena peraturannya jika siswa baru ingin masuk ke club bola harus di test! Test nya pun sangat sulit!”
“baiklah, selamat atas keberhasilan mu Kim Myung Soo” jieun tersenyum
DEG!
“lalu apa?”
“ehh.. apa ya?”
“oh iya, ku rasa kau sudah cukup dewasa. Apa kau senior ku? kau duduk di kelas tiga?” tanya Jieun, jika Jieun tahu, hati Myung Soo berlompat bahagia karena Jieun menanyai tentang dirinya
“tentu aku kelas 3-1!” jawab Myung Soo semangat
“mengapa kau ingin masuk club di umur setua itu?”
JLEB!
“aku masih muda” koreksi Myung Soo, ia tidak terima dengan kalimat Jieun
“bukan kah itu kenyataan?”
“baiklah aku kalah”
“apa kegiatan club mu tidak menganggu kegiatan sekolah? Sebentar lagi kau akan lulus, dan akan menghadapi ujian masuk universitas”
“justru itu aku membutuh kan mu!” Myung Soo tersenyum penuh arti
“ma.. maksud mu? a.. aku?” Jieun menunjuk dirinya sendiri, ia bingung
“maukah kau menjadi..

DEG..

DEG..

DEG..

“assisten ku?” Jieun menghela nafas lega, ia tidak langsung menjawab, ia juga membutuhkan waktu untuk belajar, belum lagi ia ingin melamar untuk menjadi salah satu karyawan di minimarket 24 jam itu.
“kau akan kubayar!”
“….” Jieun menatap Myung Soo, yang ditatap malah memaksa
“kau tidak akan lelah jika menjadi assisten ku dibanding kau menjadi karyawan minimarket 24 jam itu!” oh tidak, mulut Myung Soo tidak dapat mengendali
“darimana kau tahu?”
“eh.. aku lihat! Tentu saja aku lihat! Aku tahu, kau pasti akan menjadi karyawan itu, seperti nya kau membutuh kan uang untuk membuat orang susah menjadi bahagia, benarkan?” alasan Myung Soo memang cukup akal, Jieun mengangguk sama sekali tidak mencurigai
“satu bulan bayaran nya cukup untuk membiayai 2 orang susah menjadi bahagia!” goda Myung Soo, Jieun membulatkan matanya. Myung Soo tampak gemas dengan respon Jieun yang begitu lucu, tanpa basa-basi Jieun mengangguk mantap
“aku setuju!”
“akhirnya berhasil.. berhasil untuk dekat dengan mu terus.. Jieun” batin Myung Soo, ia tersenyum menatap Jieun begitu juga dengan Jieun ia tersenyum senang karena harapan mulia nya itu akan segera terkabul.


-Red Color … To Be Continue-


Note    :

Ini, hutang ku, salah ku karena Our Life gak bakal tayang lagi TT^TT
Maafin aku ya, mungkin Our Life bakal muncul dengan wujud lain? Dalam wujud buku asik gak ya? hahaha doain aja ya moga Our Life bisa jadi novel dan bisa dibaca oleh kalian-kalian dan U-aena lainnya ^o^
Ini aku buat juga disaat waktu ku luang banget, padahal kemarin baru nyampe mudik. Hari ini udah sekolah untung nya lagi lomba-lomba, nah kan seru tuh pada gak belajar. Maka dari itu, aku membayar rindu kalian padaku #eh salah ya?  yang bener rindu kalian pada IU.. bener kan? bener kan? buehehehe
Oke, untuk Story ini sendiri, di perkirakan bakal sampe 2 atau 3 chapter aja, jadi ditunggu aja untuk next chapter selanjut nya ^^
Selesai deh untuk note nya, semoga kalian suka dengan karya ku yang ini. Jangan lupa komentar, kalau gak komen gak bakal di lanjutin!!!!!!!!





6 komentar:

  1. our life nggak lanjut lagi? oke deh, aku doain moga bisa jadi novel ya.
    ff yg ini juga nggak kalah seru kok, bener2 kerasa school life nya. apalagi castnya MyungU. di tunggu next partnya, keep writing ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya maaf ya T^T.. eh aku jadi malu, gak tau juga kalau ngirim naskah di publishin atau gak hehe, makasih banyak ya. Aku gak nyangka kalau km juga suka baca cerita ku, padahal dulu aku sering baca cerita mu, tapi maaf aku gak pernah komen, soalnya aku gak punya wordpress, punya banyak sih tapi gk bisa cara makenya hehe. Aduh makasih banget ya eyesmilelaugh ^^

      Hapus
    2. iyaa sama sama :D
      waahh.. kamu juga baca ceritaku? makasih juga ya udah baca ffku.

      Hapus
  2. Waaaah, udh muncul ternyata part 1-nya. Keren juga kok cingu, nggak kalah sama our life. Kenapa nggak dilanjut our life-nya? Kan tanggung dikit lagi selesai kan? Semoga segera terbit ya novelnya :) wish u for luck. Posternya bagus kekeke ^^ update soon

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya udah :D
      makasih banyak, iya maaf ya untuk our life nya. aduh aku jadi malu, our life nya belum selesai kok, doain aja biar cepet selesai dan layak untuk di publish ^^
      hahaha poster nya dibantu adik ku kok, makasih ya ^^

      Hapus

isi nama kalian ya :) komen apapun juga, kritik juga gak apa kok :D