Title :
Red Color
Author :
Kania Dinata
Main Cast :
- Lee Ji Eun
- Kim Myung Soo
Genre :
School Life, Romance
DON’T BE A PLAGIATOR!
Seperti apa
masa sekolah tingkat atas kalian? Menyenangkan? Menyedihkan? Membosankan? Ya,
membosankan.. seperti apa yang ku rasakan selama ini, sungguh menyedihkan.
Bukan nya memperhibola, tapi ini kenyataan. Selama ini hidup ku hanya seperti
ini saja, tidak pernah berubah, bahagia? Mungkin itu kejadian langka. Jika
peristiwa hidup ku ini ditulis di sebuah novel atau buku, aku yakin hanya
sebuah garis panjang yang tertulis disana.
Tapi aku hanya berusaha sabar dan berdoa pada tuhan
agar hidup ku tidak seperti ini, setidaknya ada sepercik warna yang menghampiri
kanvas ku. Oh tidak.. parahnya aku telah duduk di kelas 1 sekolah tingkat atas,
cih tua. Bahkan, saat aku menginjak usia 15 tahun aku belum pernah merasakan
warna-warna yang cerah di dalam hidup ku, menyedihkan sekali.
Seoul, tempat tinggal ku saat ini. Ibu kota Negara
tercinta ku, aku tinggal di tempat seramai ini tapi tetap saja tidak ada yang
tertarik untuk mendekati ku dan berniat untuk memberi ku warna walau hanya
sedikit.
Atau karena sikap dan sifat ku yang tertutup dan
polos? Entahlah.. aku tidak peduli tentang itu, ku usaha kan untuk menjalani
dunia hitam putih ku ini seadanya. Tapi di dalam lubuk hati ku.. aku
menginginkan warna merah hati, aku ingin seorang pria yang akan menjadi
pendamping ku kelak.
-Lee ji eun
Kanvas ku sangat
penuh.. tapi warna yang ku harapkan tidak pernah menghiasi kanvas ku ini. Huh..
ternyata menjadi orang yang hampir sempurna itu tidak nyaman ya? Apa kau juga
merasakan seperti apa yang kurasakan saat ini?
Walaupun banyak orang yang ingin menjadi orang seperti
ku, tapi ku sarankan lebih baik menjadi dirimu sendiri saja. Hidup di keluarga
yang glamour, memiliki bisnis di perusahaan ini itu dan ahhhh… Menahan rasa
emosi mu untuk menjaga image bahwa kau seorang anak tunggal yang akan mewarisi
perusahaan keluarga? Cih.. aku benci itu.
Aku ingin.. aku ingin memiliki keluarga yang biasa saja.
Menjadi diriku, yang banyak di puji puji oleh gadis-gadis ‘mata duitan’ itu
benar-benar menjijikan. Apa kau masih ingin menjadi seperti diriku? Kau pasti
akan tersiksa..
Walau pengalaman hidup ku sangat banyak, tapi itu sudah
berhasil membuat ku benar-benar muak. Dunia apa itu? Cih..
Yang aku inginkan hanyalah.. kehidupan yang tenang,
damai. Aku ingin warna yang berbeda seperti warna.. merah. Ya, di dalam diriku
sebenarnya ada sedikit niat untuk mencari cinta sejati ku..
Eits.. tapi tidak dengan kalangan atas sama seperti ku,
wanita yang seperti itu benar-benar menjijikan! Tuhan! Tolong beri aku warna
merah di dalam kanvas ku ini! Tidak hanya warna emas dan perak yang menyilaukan
kedua mata ku ini, aku sudah cukup muak!
-Kim Myung Soo
-Red Color-
PLETAK
“awas! Kau menghalangi ku!” seorang pria berseragam
sekolah yang sedang duduk di sebuah halte tengah melemparkan batu kecil pada
gadis yang berdiri tepat dihadapannya.
“…” gadis itu tidak menjawab, ia berpindah posisi.
Kini ia berdiri tepat 2 langkah ke kanan dari posisi semula.
PLETAK
“hey! Apa yang kau lakukan disana? Kau menghalangi
ku!” bentak pria itu lagi, ia masih melempari gadis itu dengan batu kecil.
“…” gadis itu tidak menjawab nya lagi, ia merubah
posisi 4 langkah ke kiri dari posisi nya sekarang.
“keke, aku tidak akan membuat gadis ini terus
membungkam” gumam pria itu sambil tertawa kecil
PLETAK
“hey gadis! Kau benar-benar menghalangiku! Pergilah
dari sini!” pria itu kini membentak, tapi raut wajahnya menampakkan ia sangat
senang menjahili gadis dihadapannya itu.
“bisakah kau berhenti” gadis itu membalikkan
badannya tampak nya kini ia benar-benar kesal, jelas saja ia merasa tidak salah
berdiri di dekat trotoar untuk menunggu bus yang akan mengantar nya pulang, ia
menatap pria itu
3 second
“…” gadis itu kembali ke posisi semulanya.
“menyebalkan” batin gadis itu, tidak lama bus yang ditunggu gadis
ini pun tiba. Tanpa basa-basi ia segera masuk ke bus itu, oh tapi..
“aku duluan” pria itu mendahului dan mengedipkan
sebelah matanya, dan membuat gadis itu tertunduk tidak ingin melihat pria
berparas tampan itu.
“cih, penggoda” batin gadis itu lagi, kemudian ia masuk ke dalam
bus.
“sial, dia mencuri tempat itu” gadis itu bergumam,
terpaksa ia duduk di samping pria itu, karena.. hanya disana kursi yang
tersisa.
“kau mencari ku? Lee..”
“ah jadi nama mu lee ji eun?” tanya nya setelah
melihat name tag gadis yang dijahilinya tadi.
“aku kim myung soo” lanjut nya sambil tersenyum.
“…” tidak ada respon dari jieun.
“ah apa kau masih kesal dengan ku?” myung soo
menebak gadis disamping nya itu melalui ekspresi nya.
“tentu bodoh!” jawab jieun.. dalam hati.
“huh seharusnya kau memaafkan ku, dan seharusnya kau
senang digodai oleh pria tampan seperti ku” ujar myung soo.
“percaya diri
sekali” lagi, jieun menjawab
nya lewat hati nya.
“ah~ kau sekolah disini juga?” myung soo bertanya
lagi, ia merasa senang menjahili gadis di samping nya ini.
“hm”
“kelas berapa?”
“2”
“kau tidak ingin bertanya jika aku kelas berapa?”
“kau kelas berapa?”
“rahasia!” tawa myung soo meledak dan menjadi pusat
perhatian di bus.
“huh” hela nafas yang terdengar dari jieun,
benar-benar kesal itu yang ia rasakan sekarang.
15 minutes later
“kau turun sekarang?” tanya myung soo yang
menghalangi jieun untuk turun.
“ya, disini rumah ku” jawab jieun kesal.
“benarkah? Dimana? Masih jauh?” myung soo tetap
bertanya.
“benar, aku tinggal di sebuah flat” jieun berusaha
sabar, karena kini lengannya di genggam erat oleh pria yang sudah membuat hari
nya semakin lelah.
“kim myung soo, tolong lepaskan” lanjut jieun, ia
sudah tidak kuat.. tidak kuat untuk menahan rasa gugup nya.
“tidak” jawab nya polos.
“tidak ada yang turun lagi kan?” tanya supir bus.
“ak..” mulut jieun di bungkam oleh tangan myung soo,
kemudian bus kembali berjalan.
“stop!” teriak jieun setelah menggigit tangan myung
soo. Seketika bus itu berhenti.
“hey ini sakit!” desah myung soo kesakitan. Jieun
pura-pura tidak mendengar nya dan terus berjalan untuk turun dari bus.
“ayo cepat! Dasar pelajar, jika pacaran itu ada
waktu nya!” bentak supir itu ketika jieun turun dari bus
“pacaran? Hey! Tidak! Bukan! Aku! Dia!” jieun
membentak supir itu dengan bingung, sulit untuk menjelaskan kesalah pahaman
yang barusan terjadi padanya.
“huh jelas-jelas tadi itu pertengkaran, kenapa supir
itu menganggap nya pacaran” gumam jieun, ia memasang wajah datar nya saat bus
itu lewat, di dalam sana myung soo hanya menunjukkan tangan nya yang digigit
dan meminta pertanggung jawaban jieun.
“aku tidak
peduli” batin jieun. Ia
berjalan menuju tempat tinggal nya, ia pulang dengan perasaan yang cukup
bercampur aduk. Pertama, ia senang karena baru kali ini ada yang menjahili nya,
sebelum nya ia tidak pernah di jahili atau mengobrol dengan teman sekolah nya
lebih dari 10 menit. Kedua, ia kesal karena pria bernama Myung Soo itu
benar-benar keterlaluan. Dan yang ketiga, ia malu karena ia dan pria bodoh itu
dianggap menjadi sepasang kekasih. Aishh..
Musnah kau licik!
Krek..
“aku pulang” Jieun langsung menaruh kedua sepatu
hitam polos nya ke dalam rak sepatu yang berada di dekat nya, ia masuk ke dalam
menuju kamar nya yang kecil. Ditaruh nya tas hitam polos di meja belajar,
mengganti seragam sekolah nya dengan baju rumah. Berjalan menuju dapur dan
mulai menyantap makan sore, kali ini ia makan sendiri. Adik lelaki dan kedua
orang tua nya masih berada di luar rumah, ia makan sambil menonton drama di tv.
Jieun menikmati drama tersebut, ‘Flower Boys Next Door’.
“aku ingin menjadi seperti mu Park Shin Hye” tanpa sadar,
Jieun mengucapkan itu di sela makan sore nya
“hidup mu yang awalnya tidak berwarna, menjadi lebih
berwarna semenjak kedatangan Enrique”
“lalu.. kapan Enrique ku datang?” 15 menit berlalu,
durasi untuk scene pertama di jeda untuk iklan. Dengan cepat, Jieun
membersihkan bekas makanan nya itu, ia tidak ingin ketinggalan untuk menonton
scene kedua. Tidak sampai 2 menit, Jieun kembali ke sofa yang jarak nya tidak
jauh dengan TV yang berada di hadapannya. Memang, rumah nya oh salah.. flat
milik keluarga nya sangat sempit dan pantas untuk di huni oleh 2 orang. Tapi,
apa daya ekonomi keluarga nya belum mencukupi untuk membeli satu rumah
berukuran besar di kota, ataupun menyewa apartemen luas. Itu mimpi.
“aku pulang” Jihoo, adik laki-laki Jieun pulang.
“kau sudah datang?”
“hm”
“makanlah”
“nanti”
“yasudah”
“kau tidak belajar bodoh?”
“tidak”
“kenapa?”
“aku ingin menonton”
“dasar malas”
“kau yang malas”
“kau seharusnya sadar, kau sudah tua. Kau harus
mencari pendamping hidup mu, kalau bisa kau mencari lelaki tampan dan kaya!
Yang seperti itu juga boleh, dia tampan pasti juga ia kaya!” Jihoo menunjuk
Yoon Shi Yoon yang berada di TV, Jieun sedikit terganggu ia sudah malas jika
adik nya membahas hal seperti ini.
“ku usahakan” Jieun menjawab asal, ia harus fokus
menonton drama kesukaannya ini.
“pria yang waktu itu juga tampan dan baik, kau cocok
dengannya. Ku harap kalian segera menjadi sepasang kekasih, walaupun aku hanya
melihat batang hidung nya saja, ia terlalu misterius, cocok dengan mu yang
polos dan pendiam” Jihoo melempar tas ransel nya ke sofa.
“hah baiklah”
“jika kau tidak bisa mendapatkan lelaki tampan dan
kaya, kau tidak akan ku anggap sebagai kakak ku lagi!” Jihoo pergi ke kamar
mandi, wajah nya serius, ia tidak bercanda dengan pernyataannya tadi.
“jahat” gumam Jieun, ia sempat melirik wajah adik
nya itu, kemudian ia kembali menonton.. Kali ini ia tidak fokus dengan apa yang
dilihatnya, ia memikirkan pernyataan adik nya itu. Bagaimana jika aku tidak mendapatkan lelaki tampan dan kaya? Bagaimana
jika Jihoo membenci ku? Bagaimana jika nanti.. Arrggh!!!
-Red Color-
“aku berangkat” kedua sepatu nya telah digunakan,
dibuka pintu nya itu.
“minggir” Jihoo, adik laki-laki nya menyerobot nya,
setelah itu ia berlari
“aku salah apa padamu jihoo?” kedua mata Jieun
menatap nanar punggung Lee Ji Hoo, adik nya sendiri. Langkah Jieun agak berat,
walaupun ia tahu hari ini ia tidak akan menemukan pengalaman-pengalaman yang
bagus. Bosan, ya benar-benar bosan. Tapi mengapa langkah nya semakin berat?
Jawabannya adalah adik nya. Seminggu yang lalu, adik nya dipilih untuk menjadi
wakil sekolah untuk perlombaan Basket nasional. Ketika itu, Jihoo memintai
Jieun untuk menontonnya, tapi.. saat itu Jieun benar-benar tidak memiliki biaya
untuk transportasi, ia tidak ingin menjelaskan alasannya ini pada adik nya, ia
malu jika Jihoo akan meminjamkan uang tabungan nya untuk biaya transportasi
Jieun, jadi ia berniat untuk berjalan. Dan sesampai nya ia di tempat itu,
perlombaan telah usai. Jihoo tampak
murung, Jieun berusaha untuk meminta maaf.
“Lee Ji Hoo! Maaf aku terlambat” Jieun berusaha
menyamai langkah nya dengan adik satu-satu nya itu, sekilas ia menghapus
keringat yang memenuhi wajah nya.
“jika kau ada, aku pasti akan menang”
“aku tahu, tapi maaf”
“…”
“dimata ku kau sudah sangat hebat!”
“bohong!”
“kau tidak percaya padaku?”
“tentu saja!” entah merasa kasihan atau apa, Jihoo
menghentikan langkah nya dan membalikkan badan nya, menatap wajah kakak
perempuan nya ini
“kau benar-benar hebat Jihoo! Sudah ku bilang kan,
aku penggemar setia mu!” Jieun berusaha menjelaskan apa yang terjadi pada
dirinya, ia benar-benar mengidolakan adik nya
“tadi kau berangkat naik apa?” pertanyaa Jihoo membuat
mata Jieun membelalak
“ah tadi.. aku..
“apa kau berjalan dari rumah ke sini?”
“i.. itu” Jieun dikenal sebagai gadis jujur, polos,
tidak mungkin ia membohongi adik nya sendiri
“kak.. jawab lah”
“tadi aku yang mengantar nya” pria bertopi putih itu
tiba-tiba ikut dalam permasalahan kakak beradik, sepertinya ia mendengar
seluruh perbincangan ini.
“benarkah?” Jihoo menatap pria itu tajam
“tentu” pria itu masih menunduk, tidak
memperlihatkan wajah nya
“siapa kau?”
“tuan muda.. akhirnya kami menemukan mu. Ayo
kembali” terlihat dua orang berpakaian rapi menunduk kearah pria bertopi itu
“shh.. ini pasti ulah ibu, baiklah” pria itu hanya
bisa menuruti apa yang dikatakan kedua orang itu, walaupun terdengar terpaksa.
Masih,
jika jieun mengingat hal itu lagi ia masih dibuat bingung oleh sikap adik nya.
Entah dia marah atau tidak, walaupun pria itu menolong nya tapi keadaan tetap
tidak stabil.
“mungkin warna coklat telah mengenai kanvas ku, aku
baru bertemu dengan masalah pertama” gumam Jieun, sekarang ia turun dari bus
yang mengantar nya. Sebelumnya, ia selalu berangkat bersama dengan adik nya,
tapi mulai 2 tahun yang lalu ketika adik nya masuk Sekolah Menengah, mereka
sudah tidak bersama lagi.
“Jieun” suara itu terasa asing bagi Jieun, ia senang
karena hari ini ada yang menyapa nya duluan. Ketika ia mendapati orang yang
menyapa nya, wajah nya berubah menjadi masam, ia berjalan lagi
“hey tunggu aku!” Myung Soo berusaha berlari
“ternyata pagi-pagi kau juga memakai bus ya?” Jieun
terdiam, malas menjawabnya
“hm.. jika seperti itu, aku akan menggunakan nya
juga!”
“…”
“aku sedang sibuk loh, seharusnya kau beruntung!”
“…”
“kau pasti senang kan jika aku menyapa mu?
benarkan?” Myung Soo tertawa geli, sedangkan Jieun menghentikan langkah nya dan
menatap nya tajam
“bisakah kau berhenti” suara Jieun akhirnya keluar
juga, eits.. tidak, ini bukan suara Jieun saja. Myung Soo juga mengatakan hal
ini bersama dengan Jieun, ia tertawa
“aku tahu apa yang akan kau katakan, kemarin kau juga
mengatakan ini” tawa nya masih menghiasi telinga Jieun, merasa kesal Jieun
memutuskan untuk pergi dari hadapan Myung Soo
“pagi ini aku mendapatkan warna coklat pekat! Masalah
kedua pun datang!” gumam Jieun
“ahh.. gadis ini, ia tidak cantik.. tapi menarik”
gumam Myung Soo, ia menatap punggung gadis itu sampai menghilang di belokan
pertama lantai dasar
-Red Color-
“hey kau!” Myung
Soo mencegat gadis yang tengah melahap makan siang nya
“shh..” desis gadis
itu
“MAU APA LAGI KAU
KESINI?” tanpa sadar, Jieun gadis yang berhasil diganggu oleh Myung Soo ini pun
berteriak, nasi yang dimakan nya pun berhamburan keluar, sedikit mengenai wajah
Myung Soo
“KAU MEMBUAT
MASALAH DENGAN KU!” balas Myung Soo tidak kalah keras, Jieun membungkus bekal
siang nya itu, lalu meneguk botol berisikan air mineral kemudian berlalu dari
hadapan Myung Soo, sekilas ia menatap pria menyebalkan itu dengan sangat tajam
“HEY! SINI KAU!”
Myung Soo tampak tidak terima, di wajah nya masih menempel beberapa nasi. Ia
mengejar Jieun, di pegang tangan kanan Jieun, kotak nasi yang dipegang nya pun
jatuh, nasi-nasi dan kawan-kawan nya pun terjatuh berantakan di bawah. Langsung
saja Myung Soo dan Jieun itu menjadi tontonan di tempat istirahat itu.
“MINTA MAAF!”
teriak Myung Soo
“…”
“cih.. gadis ini”
desis pria tampan itu
“lepaskan!” Jieun
menunduk, ia malu dengan keadaan sekitar. Orang-orang yang merupakan
siswa-siswi di sekolah ini pun menatap nya, ia malu dengan tatapan itu, ia
takut dengan tajam nya tatapan itu, badan nya seketika dingin.
“ku lepaskan jika
kau minta maaf, kau telah mengotori wajah ku. Aku masih berbaik hati dengan mu,
kau hanya ku suruh untuk meminta maaf, jika kau tidak mau.. bersihkan wajah ku
ini” Myung Soo melayangkan senyuman mematikan milik nya, gadis-gadis yang
berada disana pun berteriak histeris, walaupun mereka semua baru sadar jika
pria bernama Kim Myung Soo ini adalah pria yang tampan.
“a.. aku m.. mi..
minta m..ma..” sulit bagi Jieun untuk meminta maaf, Myung Soo lah yang bersalah
untuk apa ia meminta maaf, fikirnya.
“ya sudah jika
tidak ingin meminta maaf, bersihkan wajah ku ini”
“menjijikan!” batin Jieun
“cepat!”
“AKU MINTA MAAF!”
Jieun membelalakan mata nya, ia tidak percaya jika barusan ia mengatakan hal
yang seharusnya tidak ia katakan. Cairan bening itu pun keluar, ia tidak
sanggup untuk menahan nya terlalu lama.
“eh..” Myung Soo
sedikit mengendorkan genggaman tangan
“aku bercanda” tawa
Myung Soo meledak, Jieun langsung menatap nya jijik
PLAK!
“kau keterlaluan,
ini sama sekali tidak lucu” satu tamparan berhasil dibuat Jieun untuk Myung
Soo, tangisan nya semakin keras. Gadis itu membersihkan kotak nasi nya, nasi
dan makanan milik nya yang sudah tidak layak di makan dimasukan lagi ke dalam
kotak nasi itu.
“jangan di makan
bodoh!”
“jika tidak, aku
tidak mungkin makan sampai nanti malam”
“akan ku ganti”
“tidak perlu” Jieun
melangkahkan kaki nya keluar dari kantin, walau masih banyak nasi yang
berantakan di bawah, ia memutuskan untuk lekas pergi dari hadapan Myung Soo.
Rasa kagum akan ketampanan nya berubah menjadi rasa benci.
-Red Color-
“sial, air mata ini
tidak bisa berhenti” Jieun terus menghapus air mata nya menggunakan sapu tangan
milik nya yang merupakan hadiah dari ibu nya, itu hasil rajutannya. Ia
berprinsip, untuk tidak menggunakan tisu, karena itu dapat membuat pohon
semakin berkurang. Jieun duduk dekat jendela, bus yang ditumpangi nya ini
adalah bus favorit nya. Ia sudah menandai bahwa ia penumpang setia nya di salah
satu bangku, ia telah membuat tanda tangan menggunakan spidol permanent.
“apa kau menangisi
ku? ahhh, aku jadi terharu. Kau ternyata salah satu penggemar ku” suara itu
muncul kembali, Myung Soo kini berada tepat di samping Jieun. Bahkan Jieun
sendiri tidak tahu sejak kapan mahluk menyebalkan ini masuk ke dalam bus.
“bisakah kau
berhenti?” Jieun memalingkan wajah nya, masih berusaha menghapus air mata nya
“Buahahahaha, kau
masih bisa mengatakan itu? Kau benar-benar lucu jieunnie” Myung Soo kembali
tertawa, kali ini ia memanggil Jieun dengan sebutan akrab. KAU BENAR-BENAR MENJIJIKAN KIM MYUNG SOO!
“apa kau
benar-benar marah padaku?”
“….”
“baiklah, aku yang
meminta maaf”
“….”
“aku sadar”
“ini salah mu”
“benar! Ini salah
ku!”
“….”
“hey kenapa diam?”
“kau menyebalkan”
“tapi jika aku
tidak mengganggu mu, aku akan kesepian”
“mengapa harus aku?” batin Jieun
“entah kenapa aku
tertarik padamu”
DEG!
“….” Hening. Jieun,
ia tidak tahu menjawab apa. Sedangkan Myung Soo sendiri, ia tampak shock,
mengapa ia bisa sejujur ini.
“hey jangan dengar!
Aku hanya bercanda hahaha” Myung Soo berusaha mencairkan suasana, ia tertawa
renyah
“aku memang tidak
percaya padamu”
“tapi.. suatu saat
kau harus percaya padaku!”
“tidak!”
“harus!”
“tidak akan!”
“harus!” Myung Soo
tetap memaksa, entah apa yang difikirkan nya
“kau selalu
berbohong, aku tidak suka pria seperti itu” setelah mengatakan hal itu, Jieun
menutup mulut nya. Apa yang ku katakan
barusan?
“ma.. maksud ku,
aku tidak suka dengan pria dan wanita yang seperti itu. Bagaimana bisa aku
percaya jika hal-hal yang dikatakan nya itu bohong?” Jieun cepat-cepat
mengkoreksi kalimat nya tadi
“….” Myung Soo
terdiam. Selama 7 menit, tidak ada yang mau untuk memulai membuka suara.
“baiklah, aku akan
percaya padamu suatu saat nanti. Tapi hanya sekali” kalimat Jieun berhasil
membuat senyum Myung Soo kembali
“ahhh.. mengapa
sekali? Tiga kali ya?” tawar Myung Soo, ia merengek seperti anak kecil, persis.
“tidak!”
“ayolah~” paksa
Myung Soo manja
“hh.. tidak mau!”
“baiklah, dua kali
bagaimana?”
“…”
“bagaimana? Ayo
jawab!”
“baiklah” jawab
Jieun pasrah, ia rasa lebih berat mengajak bicara manusia yang berada di
sebelah nya dari pada merawat bayi berumur 11 bulan.
“yeyeyeyeye~” ia
berteriak histeris, sangat senang.
“sttt”
“diam!” penumpang
yang berada di dalam bus itu, memberitahu Myung Soo. Mereka merasa terganggu
atas sikap Myung Soo, sedangkan Jieun hanya dapat tersenyum kecil, puas apa
yang telah diterima Myung Soo. Pria itu menundukkan kepala nya, tanda meminta
maaf telah membuat keributan di dalam bus.
“hey Jieun, kau
masuk club apa?” Myung Soo mengganti topik
“aku tidak ikut
club apapun”
“mengapa?”
“menguras biaya”
“….” Myung Soo
menatap Jieun dari samping, ia merasa kasihan dengan gadis yang berada di
samping nya itu
“….”
“ahhh… kau tahu
tidak? Aku akan masuk ke club bola! aku pasti akan menjadi idola baru! Hahaha..
nanti pasti kau akan menganggumi ku! aku akan mengalahkan Park Ji Sung! Dan aku
akan masuk ke club Barcelona atau Chelsea.. atau Arsenal? Manchester United
juga keren? Ah tidak! Di MU sudah ada Park Ji Sung! Eh? Park Ji Sung berada di
mana? Manchester United atau Arsenal sih?” Jieun yang bingung hanya bisa
menatap Myung Soo aneh
“maaf, aku tidak
mengerti apa yang tadi kau katakan” Myung Soo hanya menunduk sedih
“padahal aku sudah
berbicara banyak, ahhh~” pria itu berpura-pura menangis seperti anak kecil yang
kehilangan balon pertamanya
“haha sudah
hentikan, kau akan menganggu yang lain” Jieun tertawa, ia sedikit memukul
lengan Myung Soo untuk memperingati nya agar tidak di tegur untuk kedua
kalinya. Kemudian, gadis itu kembali menatap luar. Tanpa disadari oleh Jieun,
Myung Soo tersenyum menatap dirinya.
-Red Color-
“permisi, sebentar
lagi aku akan turun” ujar Jieun sopan, dengan cepat Myung Soo berdiri dan
mempersilahkan Jieun untuk melewati nya
“dimana rumah mu?”
“flat, disana”
koreksi Jieun, ia menunjuk bangunan kumuh
“hm..”
“aku duluan”
“ya, hati-hati”
pria itu tersenyum, sayang Jieun tidak melihat nya. Jieun turun dari bus, ia
menghela nafas lega karena jarak nya dengan Myung Soo telah jauh.
Langkah Jieun terhenti ketika ia
melihat sebuah minimarket 24 jam membutuhkan pekerja. Sedikit niat untuk
melamarkan diri, tapi perasaan malu nya lah yang menutupi seluruh keberanian
nya. Baru saja ia memegang gagang pintu masuk, diurungkan niat nya itu. Ia
mundur beberapa langkah, dan menatap pemberitahuan yang tertempel di pintu
masuk. Cukup lama ia menatap nya, entah bosan ia kembali berjalan menuju
bangunan kumuh yang ia sebut sebagai tempat tinggal nya. Ia melangkah kan kaki
nya dengan ringan sambil bersenandung kecil, tujuan nya bernyanyi adalah untuk
menghilangkan masalah-masalah yang ada pada hari ini. Itu sangat membantu
Jieun. Sebelum membuka pintu, ia menghela nafas nya pelan-pelan sambil menatap
kotak nasi yang dibungkus dengan tas kecil nya kemudian ia tersenyum lalu
membuka pintu rumah nya.
“jadi.. itu rumah
nya? apa yang tadi difikirkan nya? apa ia memiliki masalah? Apa benar ia akan
memakan kembali nasi yang kotor itu?” ternyata Myung Soo berubah profesi
menjadi seorang stalker, rasa penasarannya lah yang membuat nya melakukan hal
gila ini. Rasa kasihan pada gadis itu pun semakin menjadi-jadi
“ternyata.. masih
ada gadis seperti nya”
-Red Color-
“aku pulang” Jieun
melepaskan sepatu nya dan menaruh nya di rak sepatu
“mengapa agak
telat?” ibu Jieun tersenyum melihat anak perempuannya itu
“ibu? Mengapa sudah
datang? Kerja setengah hari?” Jieun tampak senang, ia mendekati ibu nya yang
tengah duduk di sofa
“iya, maaf ibu
belum bisa membuat atau membeli makanan, bekal mu masih ada kan?” ibu Jieun
tersenyum garing, sedangkan Jieun mengangguk sambil tersenyum dan menjawab “ya,
aku akan memakannya, ibu tidak usah khawatir. Jihoo sudah makan?”
“katanya ia mampir
di salah satu kedai bersama temannya ketika pulang tadi” jawab Jungah, yang
merupakan Ibu Jieun, ia masih berkutat pada benang wol dan jarum, kali ini
Jungah membuat syal untuk kedua anak nya dan suami nya, sebentar lagi musim
dingin tiba.
“dimana dia
sekarang?”
“di kamar, ia tidur
di tempat tidur mu. Jika ia masih tidur sampai malam, kau tidur di atas nya
saja ya? di tempat tidur milik nya, kau bisa naik tangga nya kan?”
“tentu saja bisa!
Bahkan aku ingin sekali naik ke atas, ke tempat tidur nya!” jawab Jieun
semangat.
Ya, kamar Jieun dan Jihoo memang satu. Tapi, tempat tidur mereka pisah,
di bagian atas tempat tidur milik Jihoo yang didominasikan berwarna orange,
yang merupakan warna bola basket kesukaannya. Dan tempat tidur yang dibawah
adalah milik Jieun, tempat tidur nya cukup polos, warna biru langit yang
menghiasi tempat tidur nya.
Jieun membuka pintu kamar nya,
menaruh tas nya di meja belajar nya, dilihat adik nya yang tengah tertidur
pulas di tempat tidur. Jieun mendekati adik nya itu, ia tersenyum.
“kau pasti lelah
berlatih, kau hebat Lee Ji Hoo! Aku penggemar setia mu!” Jieun mengepal tangan
nya, tersenyum melihat wajah adik nya yang tenang
“aku tidak tahu
mengapa kau bisa begitu kesal dengan ku” gadis itu kembali mengingat masalah
nya dengan adik nya ini, wajah nya berubah menjadi kelam
“apa kau juga tahu?
Aku juga ingin sekali merasakan cinta, tapi.. dengan sikap dan sifat ku yang
seperti ini.. permintaan mu yang sangat sulit itu mungkin akan sangat lama
tercapai. Aku tahu, kau ingin aku menjadi seorang kekasih atau istri dari pria
yang kaya, aku sangat tahu alasannya, kau ingin kita hidup layak kan? kau ingin
melihat kedua orang tua kita tersenyum bahagia menikmati hari tua mereka di
rumah yang mereka impikan? Aku juga ingin itu! Tapi bagaimana bisa? A.. aku ini
sangat pemalu” Tangisan Jieun kembali jatuh, cita-cita mulia nya adalah ia
ingin membahagiakan kedua orang tua nya. Begitu juga dengan adik nya.
Krukk…
“ah tidak, aku
sampai lupa untuk membersihkan diri lalu makan. Lee Ji Hoo, aku berjanji
padamu, aku akan membahagiakan ayah dan ibu, tapi alasan utama untuk mencari
seorang pendamping hidup bukan dari harta nya, tapi.. hati nya” Jieun
tersenyum, ia menghapus air mata nya kemudian bangkit dari kursi yang dekat
dengan tempat tidur nya yang kini di tempati Jihoo.
Krukk…
“eh?” Jieun
menghentikan langkah nya lalu memegang perut nya
“yang ini bukan
suara perut ku” gumam nya, lalu ia berbalik dan menatap adik nya yang ternyata
telah bangun dan kini duduk sambil memegangi perut nya
“itu suara perut
ku” ujar nya
“hey kau berbohong
pada ibu!” Jieun tampak marah
“demi kebaikan, itu
tidak apa-apa”
“tapi.. lain kali
kau tidak boleh berbohong. Kau harus mengatakan apapun dengan jujur, dan kau
harus tau apa konsekuensi nya. Maka dari itu, kau tidak boleh melakukan hal
yang buruk” Jieun tersenyum
“baiklah” Jihoo
juga ikut tersenyum. Maaf kak, aku telah
membuat mu bingung dan tertekan.
-Red Color-
“ini, makan lah” kotak nasi berwarna merah muda yang diikat oleh pita
lucu itu pun berada tepat di wajah Jieun, ia menatap orang yang membawa kotak
nasi tersebut. Ha? Kim Myung Soo?
“tidak, terima
kasih” tolak Jieun halus
“apa benar kemarin
kau memakan nasi kotor itu?”
“kau tidak perlu
tahu”
“tentu harus tahu,
aku memiliki ikatan batin dengan..
Jieun menatap Myung Soo tajam
“dengan nasi itu
hahahaha” tawa Myung Soo kembali meledak, benar-benar menyusahkan.
“hey, jawablah apa
benar kau memakan nasi itu?” tanya Myung Soo
“ya” Jieun tidak
ingin berbohong, ia mengatakan apa yang terjadi
“….” Myung Soo
menatap nya sedih
“kau tidak perlu
mengasihani ku” ujar Jieun, ia masih membaca buku nya
“untuk apa aku
mengasihani mu?” tanpa sadar Myung Soo berkata seperti itu, terlihat mata Jieun
berkaca-kaca
“ahh.. bukan itu
maksud ku, ta.. tapi..” ingin sekali mengatakan yang sebenarnya, tapi ia juga
akan kasihan melihat Jieun sedih
“sudahlah” seakan
tahu apa yang difikirkan Myung Soo, Jieun menyudahi topik ‘nasi kotor’ nya
“hey? Darimana kau
tahu kelas ku?” Jieun menutup buku nya, ia baru sadar dengan kehadiran Myung
Soo secara tiba-tiba di kelas nya
“entah kenapa, kaki
ku menyuruh ku untuk ke kelas ini, eh ternyata aku menemui mu hahahaha”
“kau bohong”
“hh.. baiklah aku
berbohong, aku bertanya pada salah satu teman mu, itu gadis manis itu” Myung
Soo menunjuk gadis berambut coklat tua yang sedang tertawa bersama teman-teman
lainnya
“ah dia? Namanya
Minah, gadis itu memang cantik dan hyperaktif, dia juga terkenal” jelas Jieun
“mengapa kau tidak
ikut bermain dengannya?”
“tidak, membuang
biaya”
“mengapa setiap aku
bertanya, jawabannya selalu sama” keluh Myung Soo
“Minah bersama
temannya sering berbelanja, menghabiskan waktu dan uang untuk kepentingan
dirinya sendiri. Mempercantik diri, membeli barang-barang yang seharusnya tidak
perlu dibeli. Aku tidak begitu suka dengan cara seperti itu, lebih baik memberi
makan orang-orang yang kurang mampu” bukan menatap lawan bicara nya, ia malah
menatap luar dari arah jendela
“aku ingin sekali
membuat orang susah menjadi bahagia” gumam Jieun, Myung Soo yang mendengar
sungguh takjub dengan perkataan Jieun yang menurut nya luar biasa bijak nya.
Langka manusia seperti nya, batin Myung Soo.
“Lee Ji Eun..”
“ya?”
“aku jadi mengikuti
club bola”
“lalu?”
“beri aku selamat,
karena peraturannya jika siswa baru ingin masuk ke club bola harus di test!
Test nya pun sangat sulit!”
“baiklah, selamat
atas keberhasilan mu Kim Myung Soo” jieun tersenyum
DEG!
“lalu apa?”
“ehh.. apa ya?”
“oh iya, ku rasa
kau sudah cukup dewasa. Apa kau senior ku? kau duduk di kelas tiga?” tanya
Jieun, jika Jieun tahu, hati Myung Soo berlompat bahagia karena Jieun menanyai
tentang dirinya
“tentu aku kelas
3-1!” jawab Myung Soo semangat
“mengapa kau ingin
masuk club di umur setua itu?”
JLEB!
“aku masih muda”
koreksi Myung Soo, ia tidak terima dengan kalimat Jieun
“bukan kah itu
kenyataan?”
“baiklah aku kalah”
“apa kegiatan club
mu tidak menganggu kegiatan sekolah? Sebentar lagi kau akan lulus, dan akan
menghadapi ujian masuk universitas”
“justru itu aku
membutuh kan mu!” Myung Soo tersenyum penuh arti
“ma.. maksud mu?
a.. aku?” Jieun menunjuk dirinya sendiri, ia bingung
“maukah kau
menjadi..
DEG..
DEG..
DEG..
“assisten ku?”
Jieun menghela nafas lega, ia tidak langsung menjawab, ia juga membutuhkan
waktu untuk belajar, belum lagi ia ingin melamar untuk menjadi salah satu
karyawan di minimarket 24 jam itu.
“kau akan kubayar!”
“….” Jieun menatap
Myung Soo, yang ditatap malah memaksa
“kau tidak akan
lelah jika menjadi assisten ku dibanding kau menjadi karyawan minimarket 24 jam
itu!” oh tidak, mulut Myung Soo tidak dapat mengendali
“darimana kau
tahu?”
“eh.. aku lihat!
Tentu saja aku lihat! Aku tahu, kau pasti akan menjadi karyawan itu, seperti
nya kau membutuh kan uang untuk membuat orang susah menjadi bahagia, benarkan?”
alasan Myung Soo memang cukup akal, Jieun mengangguk sama sekali tidak
mencurigai
“satu bulan bayaran
nya cukup untuk membiayai 2 orang susah menjadi bahagia!” goda Myung Soo, Jieun
membulatkan matanya. Myung Soo tampak gemas dengan respon Jieun yang begitu
lucu, tanpa basa-basi Jieun mengangguk mantap
“aku setuju!”
“akhirnya berhasil.. berhasil untuk dekat dengan mu
terus.. Jieun” batin Myung Soo, ia tersenyum menatap Jieun begitu juga dengan Jieun ia
tersenyum senang karena harapan mulia nya itu akan segera terkabul.
-Red Color … To Be
Continue-
Note :
Ini, hutang ku,
salah ku karena Our Life gak bakal tayang lagi TT^TT
Maafin aku ya,
mungkin Our Life bakal muncul dengan wujud lain? Dalam wujud buku asik gak ya?
hahaha doain aja ya moga Our Life bisa jadi novel dan bisa dibaca oleh
kalian-kalian dan U-aena lainnya ^o^
Ini aku buat juga
disaat waktu ku luang banget, padahal kemarin baru nyampe mudik. Hari ini udah
sekolah untung nya lagi lomba-lomba, nah kan seru tuh pada gak belajar. Maka
dari itu, aku membayar rindu kalian padaku #eh salah ya? yang bener rindu kalian pada IU.. bener kan? bener
kan? buehehehe
Oke, untuk Story
ini sendiri, di perkirakan bakal sampe 2 atau 3 chapter aja, jadi ditunggu aja
untuk next chapter selanjut nya ^^
Selesai deh untuk
note nya, semoga kalian suka dengan karya ku yang ini. Jangan lupa komentar,
kalau gak komen gak bakal di lanjutin!!!!!!!!
our life nggak lanjut lagi? oke deh, aku doain moga bisa jadi novel ya.
BalasHapusff yg ini juga nggak kalah seru kok, bener2 kerasa school life nya. apalagi castnya MyungU. di tunggu next partnya, keep writing ^^
iya maaf ya T^T.. eh aku jadi malu, gak tau juga kalau ngirim naskah di publishin atau gak hehe, makasih banyak ya. Aku gak nyangka kalau km juga suka baca cerita ku, padahal dulu aku sering baca cerita mu, tapi maaf aku gak pernah komen, soalnya aku gak punya wordpress, punya banyak sih tapi gk bisa cara makenya hehe. Aduh makasih banget ya eyesmilelaugh ^^
Hapusiyaa sama sama :D
Hapuswaahh.. kamu juga baca ceritaku? makasih juga ya udah baca ffku.
iya :D
Hapussama-sama ^^
Waaaah, udh muncul ternyata part 1-nya. Keren juga kok cingu, nggak kalah sama our life. Kenapa nggak dilanjut our life-nya? Kan tanggung dikit lagi selesai kan? Semoga segera terbit ya novelnya :) wish u for luck. Posternya bagus kekeke ^^ update soon
BalasHapusiya udah :D
Hapusmakasih banyak, iya maaf ya untuk our life nya. aduh aku jadi malu, our life nya belum selesai kok, doain aja biar cepet selesai dan layak untuk di publish ^^
hahaha poster nya dibantu adik ku kok, makasih ya ^^